Prabowo Vs Jokowi :: Serangan isu TNI Berpihak Ke Prabowo-Hatta Malah Mengarah Ke Jokowi-Kalla
Tidak lama ini Sekelompok orang membuat isu bahwa Babinsa mendukung Prabowo-Hatta, sampai sampai banyak kecaman kepada Prabowo-Hatta, Isu atau mungkin lebih tepatnya bisa dikatakan fitnah ini memang sangat mujarab di arahkan kepada Prabowo, karena Prabowo adalah mantan TNI.
Gemparnya Fitnah ini berkelanjutan, bahkan Presiden SBY sampai memberikan peringatan kepada TNI untuk bersikap netral tidak berpihak kepada salah satu capres dan cawapres, dan diantara beritanya adalah sebagai berikut:
Luhut: Tidak Ada Perintah Kepada Babinsa Dukung Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenderal (Purn) TNI Luhut Pandjaitan yang kini aktif sebagai anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengatakan tidak ada perintah kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk mengarahkan masyarakat memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
"Belum ada fakta yang jelas perihal dukungan mereka. Saya mencari informasi dari bekas anak buah saya," ujarnya setelah menghadiri kampanye terbuka Jusuf Kalla dengan Komunitas Persadaan Halak Hita di Balai Rakyat Rawamangun, Jakarta, Minggu (8/6/2014) sore.
Meski demikian, Luhut yang merupakan komandan pertama Detasemen Khusus 81 ini meminta Babinsa yang terbukti melakukan perbuatan itu, dipecat dari satuan tugasnya.
Sore ini, Koptu Rusfandi dan Komandan Rayon Militer Gambir Kapten Infanteri Saliman telah dijatuhi sanksi. Koptu Rusfandi dihukum penahanan berat selama 21 hari dan penundaan pangkat selama 3 periode.
Sementara itu, Kapten Inf. Saliman diberikan teguran dan penundaan pangkat selama 1 periode. Keduanya dinyatakan melanggar Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit.
Berita terbaru lainnya:
Panglima TNI : Netralitas TNI Saya Pertanggungjawabkan Kepada Tuhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkait isu keberpihakan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam Pemilu Presiden 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan netralitas TNI bakal dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan Negara.
“Ini bukan hanya sekadar bicara. Karena itu, saya menjamin TNI tetap netral, sehingga jalannya pilpres akan dikawal dengan baik,” kata Moeldoko sebelum melakukan kunjungan kerja ke wilayah Timur Indonesia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (8/6/2014).
“Netralitas TNI adalah harga mati, oleh karena itu tidak boleh ada satu prajurit-pun yang melakukan kampanye dalam mendukung salah satu pasangan capres calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pilpres 2014 ini," ujar Moeldoko dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.
Menurut Moeldoko, tidak ada perintah komando bagi anggota TNI untuk mendukung salah satu capres dan tidak ada perintah dari pimpinan TNI.
Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko membantah isu kecenderungan Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang mendukung salah satu pihak capres-cawapres, karena perintah dari atas sudah jelas bahwa TNI bersikap netral dalam Pemilu 2014. “Tugas Babinsa adalah menjaga stabilitas keamanan rakyat sekitar,” ujar Moeldoko.
Disamping itu, masyarakat diimbau dapat melakukan cara-cara yang baik sehingga kejadian di sudut-sudut daerah dapat terjaga dan teratasi dengan baik.
”Bila ada oknum TNI yang melakukan menyimpangan dalam Pilpres ini, foto dia, cari saksinya, setelah itu laporkan ke pimpinannya. Bukan mengembangkan isu yang semrawut seperti ini,” ujar Panglima TNI.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko mengatakan bahwa, Babinsa bukan milik salah satu partai politik, bukan miliknya siapa-siapa tetapi Babinsa adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
“Babinsa bukan hantu, jadi tidak perlu ditakuti. Dia juga bukan malaikat, bukan boneka, yang ketika tidak suka lalu dikunci di lemari. Kalau ada kesalahan, jangankan Babinsa, Komandan Kodim (Dandim) saja kami copot,” tegas Panglima TNI.
Ditambahkan Moedoko bahwa siapapun yang menjadi pemimpin nasional akan membutuhkan struktur teritorial. Karena saat ini kekuatan TNI tidak mencukupi rasio seluruh Indonesia. Panglima TNI meminta kepada para Babinsa agar tetap bekerja dan jangan kendur dengan situasi seperti ini.
"Saya perintahkan kepada seluruh Babinsa untuk tegar melakukan tugas dan dilarang melakukan penyimpangan sedikit pun. Seluruh tanggung jawab di pundak Panglima," imbuhnya.
Terkait dengan banyaknya warga masyarakat yang menggunakan atribut seperti TNI, Panglima TNI menegaskan dalam setiap kesempatan bahwa Panglima telah memerintahkan kepada militer di daerah untuk menekan atau melarang penggunaan atribut yang menyerupai TNI.
“Saya mengimbau kepada organisasi-organisasi kemasyarakatan agar jangan menggunakan atribut TNI karena dampaknya sangat luas,” kata Moeldoko.
https://id.berita.yahoo.com/panglima-tni-netralitas-tni-saya-pertanggungjawabkan-kepada-tuhan-135622951.html
Namun anehnya ada berita yang lebih mengejutkan, yaitu berita di bawah ini:
Besok, Pertemuan Petinggi Polri dan Timses Jokowi Diadukan ke Kapolri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua FSP BUMN Bersatu, Arif Poyuono akan melaporkan petinggi Polri berinisial BG kepada Kapolri Jenderal Pol Sutarman pada Senin(9/6/2014) besok.
Laporan tersebut dilakukan terkait adanya pertemuan rahasia petinggi Polri berinisial BG, mantan kapolres Jakarta Utara dengan salah satu timses Jokowi-JK Trimedya Panjaitan dan seorang taipan yang diduga pengusaha di Sate Khas Senayan, Menteng, Sabtu(7/6/2014) kemarin.
"Besok, Senin saya akan lapor ke Kapolri mengenai pertemuan tersebut. Saya juga akan kasih fotonya," kata Arif kepada Tribunnews.com, Minggu(8/6/2014) malam.
Menurut Arif, Kapolri harus segera menonaktifkan petinggi Polri berinisial BG tersebut, kalau tidak katanya akan sangat berbahaya untuk iklim politik seperti sekarang ini.
"Kalau tidak dinonaktifkan sangat berbahaya,"katanya.
Untuk diketahui sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari salah satu tim kandidat presiden. Diduga tim sukses pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla melakukan pertemuan rahasia dengan petinggi Polri berinisial BG di Restoran Sate Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula salah satu tim sukses Jokowi-JK yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan. Tidak hanya itu, dalam pertemuan, ada pula mantan Kapolres Jakarta Utara dan seorang taipan yang diduga pengusaha.
"Jadi pada waktu itu, kemaren tepatnya saya kebetulan lagi ada di Sate Senayan, Menteng lagi rapat bersama pimpinan buruh. Saya melihat ada rapat BG dengan Trimedya, sebelahnya ada timsesnya Jokowi ada yang saya kenal, ada juga mantan Kapolres Jakarta Utara dan satu orang Tionghoa kayanya pengusaha," kata Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arif Poyuono kepada Tribunnews.com, Minggu(8/6/2014).
Pertemuan tersebut kata Arif terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Arif juga mengaku sempat mengambil gambar adanya pertemuan rahasia tersebut. "Saya sempat ambil fotonya, Trimedya lagi bisik-bisik sama BG," ujar Arif.
Arif saat ditanya mengaku tidak tahu menahu apa isi dari pertemuan antara Petinggi Polri dan Timses Jokow-JK bersama seorang taipan tersebut. Jarak antara ia duduk dengan orang-orang tersebut, katanya, cukup jauh.
Namun, dia bisa melihat dengan jelas siapa-siapa saja orangnya. "Saya waktu itu ambil dengan cepat foto pertemuannya," kata Arif.
Menurut Arif, adanya pertemuan Petinggi Polri dengan Timses Jokowi-JK itu agak aneh. Sebab, Trimedya Panjaitan yang juga Anggota Komisi III DPR dalam waktu ke depan ini tidak ada agenda rapat dengan Polri.
"Saya sudah cek Komisi III DPR tidak ada rapat dengan Polri dalam waktu dekat ini," katanya.
Lebih jauh, Arif menjelaskan bahwa adanya pertemuan tersebut membuktikan bahwa pernyataan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai ada keterlibatan petinggi TNI dan Polri aktif mendukung salah satu capres benar adanya.
"Artinya ada garis merah, bahwa ada perwira tinggi Polri mendukung salah satu capres. Artinya benar ini kata SBY," ujarnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari tim sukses Jokowi-JK Trimedya Panjaitan maupun dari pihak Polri mengenai adanya pertemuan tersebut.
Trimedya Panjaitan yang coba dihubungi melalui telepon selulernya belum bisa dikonfirmasi. Begitu pula dengan pihak Polri.
https://id.berita.yahoo.com/besok-pertemuan-petinggi-polri-dan-timses-jokowi-diadukan-150520232.html
Kalau melihat berita di atas, siapa pun bisa berfikir bahwa Tim Jokowi-Kalla lah yang membuat isu TNI berpihak kepada Prabowo untuk menurunkan Elektabilitas Prabowo-Hatta di Pilpres 2014 mendatang, dan kita tunggu saja kebenarannya yang sesungguhnya, dan siapa pun yang menjadi Presiden semoga saja Indonesia ini semakin baik.